Kalimat Thayyibah Istighfar

Bersihkan Hati dengan Menyebut Kalimat Thayyibah

Bacalah secara seksama bacaan di bawah ini !

     Baru saja seminggu yang lalu, umat Islam menunaikan puasa Ramadan. Keluarga pak Ahmad merayakan hari Raya Idul Fitri dengan riang gembira. Ketika malam tanggal 1 Syawal, Pak Ahmad bersama keluarga menggemakan kalimat takbir di masjid dekat rumahnya. Karena masjid tersebut di lingkungan perumahan, pak Ahmad bersama keluarga bertakbiran hanya sampai jam 21.00 Wib. Selanjutnya keluarga pak Ahmad pulang dan melanjutkan takbiran di rumah dengan suara pelan.     
     Setelah jam 22.00 Wib, pak Ahmad meminta kepada istri dan kedua anaknya untuk beristirahat. Sebelum beristirahat, pak Ahmad meminta kepada istri dan kedua anaknya untuk berwudu sebelum tidur, agar di dalam tidur, Allah Swt. memberikan kenyamanan dan selama tidur dinilai oleh Allah sebagai ibadah. 
     Beberapa saat sebelum azan salat Subuh dikumandangkan, pak Ahmad membangunkan keluarga untuk segera bersiap-siap melaksanakan salat Subuh. Bu, anak-anak, ayo bangun dan segera mengambil air wudu. Bergegaslah ibu dan kedua anak untuk bangun dan berdoa setelah tidur, seraya mendengarkan lantunan bacaan tasybih, tahmid dan takbir secara bersahut-sahutan di malam lebaran itu.
     Keluarga pak Ahmad segera menuju ke masjid yang dekat dengan rumahnya tersebut. Setelah di masjid, mereka melakukan salat sunah sebelum salat Subuh atau salat sunah qabliyah dua rakaat dan selanjutnya melakukan salat Subuh secara berjama’ah. Setelah salat Subuh, keluarga pak Ahmad berzikir dan berdoa serta dilanjutkan bertakbiran bersama jamaah lainnya.
     Tidak terlalu lama pak Ahmad dan keluarga bertakbiran, mereka segera pulang dan menyiapkan makanan untuk hari raya. “Ayo, semua makan sarapan dahulu sebelum berangkat salat Idul Fitri, karena merupakan amalan Rasulullah Saw, kata pak Ahmad”. Semoga kita termasuk hamba Allah Swt. yang senang beramal sunah, karena ini menjadi bukti ketaatan umat Nabi Muhammad Saw.
     Pak Ahmad dan keluarga datang ke masjid lebih awal, agar tetap dapat melantunkan kalimat takbir. Sekitar 30 menit kemudian, takmir masjid naik ke mimbar dan memberi pengumuman perihal pelaksanaan salat Idul Fitri. Takmir masjid disamping menyampaikan laporan kegiatan selama bulan Ramadan juga meminta jamaah setelah salat Idul Fitri tidak pulang terlebih dahulu. Takmir masjid meminta agar semua jamaah melakukan halal bihalal kepada semua yang hadir.
     Pak Ahmad dan keluarga ikut melakukan halal bihalal sampai selesai dan selanjutnya pulang ke rumah. Setiba di rumah pak Ahmad meminta kepada istri dan kedua anak untuk berhalal bihalal. “Ibu...dan wahai kedua anakku..., ayo kita berkumpul dan saling berhalal bihalal”. Kegiatan dimulai dari sang ibu meminta maaf kepada pak Ahmad sambil mencium tangan pak Ahmad, seraya berkata,”Bapak, ibu minta maaf, tentu kesalahan ibu terhadap bapak tidak terhingga karena itu ibu minta maaf”. Setelah itu dilanjutkan secara bergantian kedua anak meminta maaf kepada Ibu dan pak Ahmad. Setelah itu, kedua anakpun saling meminta maaf.
     Setelah selesai semua, pak Ahmad menjawab,” Ibu dan kedua anakku, sama- sama ya, bapak juga tentu banyak salah dan dosa semoga Allah memaafkan kesalahan kita semua, seraya dijawab ibu dan anak-anak dengan ucapan “ Amin”. Setelah itu, pak Ahmad memberikan sedikit ceramah tentang Idul Fitri dengan kalimat, “ Ibu dan kedua anakku, kita semua adalah tempatnya salah dan dosa. Karena itu, jangan lupa setiap saat kita mengucapkan kalimah tayyibah Istigfar saling Perbuatan memberi maaf dengan disertai istigfar seperti pada saat Idul Fitri ini sangat bagus, akan tetapi jangan membiasakan diri untuk menunggu setelah Idul Fitri tiba. Ya, kita tidak tahu, nyawa kita di tangan Allah Swt. Karena itu setiap detak jantung kita, sebaiknya kita iringi dengan istigfar, karena istigfar merupakan bentuk bertaubat kepada Allah Swt. Namun, dengan istigfar saja belum cukup. Kalau kita salah atau berdosa, segera beristigfar, menyesali atas kesalahan atau dosa, berjanji tidak mengulangi dan langsung ditutup dengan perbuatan baik, demikian ceramah pak Ahmad dan diakhiri dengan salam penutup.
     Dari bacaan teks di atas, kalian dapat menyerap isi dan kandungannya. Paling tidak kalian dapat mengatakan bahwa keluarga pak Ahmad adalah keluarga muslim yang taat beribadah yang perlu dicontoh. Termasuk kebiasaan membaca kalimat tayyibah istigfar. Lalu apakah hakekat kalimat tayyibah istigfar? Manusia sering berbuat kesalahan, baik kepada Allah Swt. maupun kepada manusia. Kemudian, apa yang kita lakukan setelah berbuat kesalahan tersebut? Tentu harus meminta maaf baik kepada Allah Swt. maupun kepada manusia. Meminta maaf dengan didahului membaca istigfar, harus dilakukan dengan segera baik kepada Allah Swt. maupun kepada manusia. Tidak boleh menunggu sampai datangnya hari Raya Idul fitri, mengapa? Karena disamping kesalahan dan dosa membuat Allah Swt. murka, juga tidak ada yang mengetahui kapan datangnya kematian, karena kematian akan datang mendadak. Firman Allah Swt.

                          وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Artinya: Setiap umat manusia itu ada ajalnya, ketika mati itu datang, maka tidak bisa dimundurkan dan tidak bisa di majukan (QS. Al-A’raf [7]: 34). 

     Tata-cara untuk meminta maaf ketika bersalah atau berdosa adalah; apabila bersalah kepada Allah Swt. dengan membaca Istigfar dan berjanji tidak akan mengulangi, sedangkan kepada manusia disamping membaca Istigfar, juga bertemu dan meminta maaf secara langsung kepada orang yang bersangkutan. Apabila kita telah melakukan demikian, Allah Swt. mengampuni salah dan dosa kita. Mudahkan? Karena Allah Swt. Memiliki sifat Maha Pengampun. 
     Membaca istigfar sebagai bentuk penyesalan atas kesalahan dan dosa, disamping harus dilakukan dengan segera juga dapat dilakukan dimana saja. Artinya dilakukan setelah bersalah dan berdosa dan tidak boleh menunggu sampai di masjid atau menunggu setelah melakukan salat dan sejenisnya, termasuk memafkan kesalahan orang lain. Karena memaafkan kesalahan orang lain merupakan perbuatan yang sangat mulia yang diperintahkan oleh Allah Swt.

                                                   خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Artinya: Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (QS. Al-A›raf (7):199).

     Memang, tidak sedikit manusia enggan untuk memaafkan kesalahan seseorang karena rasa gengsi, malu, takut dipandang rendah dan sebagainya. Namun perlu diingat bahwa menjadi seorang yang pemaaf memang sulit, namun kalau dapat melakukannya kita menjadi orang yang hebat, berjiwa besar dan menjadi manusia yang mampu meraih kemenangan yang sebenarnya, karena dapat mengalahkan hawa nafsu.
   Pernahkah kalian melihat seseorang yang berbuat kesalahan atau berbuat berdosa, kemudian dengan spontan mengucapkan “Astagfirullahal Azim”? Tentu sudah kan? Bahkan mungkin tidak hanya sekali. Kalau begitu, apa arti bacaan tersebut ? 
    Istigfar, kalimat yang sangat pendek, tetapi memiliki makna yang sangat dahsyat, sangat dalam, dan sangat indah dalam hidup kita. Umat Islam mengucapkan kalimah tayyibah Astagfirullahalal Azim ketika umat Islam berbuat kesalahan dan dosa. Ungkapan kalimah tersebut sebagai perwujudan sikap menyesal atas kesalahan atau dosa yang dilakukan. Dengan kata lain, ucapan kalimah tayyibah Astagfirullahalal Azim merupakan bentuk taubat seseorang. Karena Astagfirullahal Azim artinya “aku mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung”. 
   Setiap manusia tidak dapat terlepas dari perbuatan salah dan dosa. Penyebabnya adalah setiap manusia tempatnya salah dan lupa, setiap anak cucu nabi Adam As. pasti pernah bersalah dan berdosa, sebaik-baiknya orang yang bersalah dan berdosa adalah yang bertaubat dan Allah Swt. sangat mencintai hambaNya yang bertaubat dan bersuci. Firman Allah;

                                                          إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya: Sesungguhnya Allah Swt. mencintai orang-orang yang bertaubat dan
orang-orang yang bersuci (QS. Al Baqarah [2]: 222).

    Di dalam kitab suci al-Quran, Allah Swt. memerintahkan kepada hamba-Nya untuk membaca istigfar, karena dengan senantiasa beristigfar, Allah Swt. memberikan rahmat-Nya, seperti; hujan yang lebat, rezeki yang banyak dan nikmat lainnya. Firman Allah Swt.;

                                                      (10) فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
                                                              (11يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
                                  (12)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Artinya: Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (QS. Nuh [71]: 10-12)

    Sebagai umat Nabi Muhammad Saw. hendaknya membiasakan membaca istigfar, karena Nabi Muhammad Saw. yang ma’shum dan dijamin masuk surga setiap sehari malam membaca istigfar 100 kali, sebagaimana SabdaNya;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إلَى اللَّهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ فَإِنِّي أَتُوْبُ فِي اليَوْمِ مِأَتَ مَرَّةٍ

Artinya: Wahai sekalian manusia bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali (HR. Muslim).

Umat Islam yang gemar dan membiasakan membaca istigfar akan memperoleh banyak manfaat. Diantara manfaat tersebut adalah:
a. Hati menjadi tenang
     Tidak ada seseorang yang sengaja berbuat salah dan dosa. Karena tidak ada manusia yang menginginkan dirinya celaka dan dimurkai Allah Swt. Namun, apabila manusia terjerumus kepada perbuatan salah dan berdosa maka manusia harus segera bertaubat dengan mengucapkan istigfar (Astagfirullahalal Azim), menyesali atas perbuatan salah dan dosa, bertekad tidak akan mengulangi serta segera mengganti dengan perbuatan baik. 
    Tidak boleh menunda dalam bertaubat. Setiap umat manusia berbuat kesalahan dan dosa, kemudian segera bertaubat dengan membaca istigfar, hati menjadi tenang. Sebaliknya orang yang yang menunda bertaubat karena bersalah dan berdosa hati menjadi gelisah dan penuh beban.             
b. Diampuni salah dan dosanya oleh Allah Swt.
     Allah Swt. berjanji akan mengampuni setiap hamba yang bersalah dan berdosa, kemudian segera bertaubat dan tidak mengulangi kembali.
c. Diberikan kelapangan rizeki
     Seseorang yang membiasakan mengucapkan istigfar, Allah Swt. akan menghilangkan kesedihan, memberi jalan keluar dari segala bentuk kesulitan. Bahkan Allah Swt. memberikan kelapangan rezeki. Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”  (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).
d. Terbiasa membaca istigfar
     Seseorang yang setiap berbuat kesalahan dan melakukan dosa mengucapkan istigfar, akan menjadi seorang hamba Allah Swt. yang terbiasa mengucapkan kalimah tayyibah (Astagfirullahalal Azim) dalam kehidupan sehari-hari. 
    Sungguh luar biasa kan? Karena manfaat yang luar biasa, ayo kita biasakan untuk membaca istigfar. Kita hiasi lisan ini setiap hari dengan kalimah tayyibah dengan membaca istigfar .(Tetapi melupakan tata-caranya. Bagaimana tata- caranya?

   Agar di dalam mengucapkan kalimat tayyibah dapat memberikan manfaat, yakni terampuni kesalahan dan dosa kita, maka perhatikan tata caranya berikut:
a. Mengerti dan memahami makna kalimat tayyibah (Astagfirullahal Azim)
b. Meyakini hikmah mengucapkan kalimat tayyibah (Astagfirullahal Azim)
c. Selalu diucapkan setiap berbuat kesalahan dan dosa
d. Membiasakan diri mengucapkan kalimat tayyibah (Astagfirullahal Azim)
e. Ketika melakukan kesalahan atau dosa, segera mengucapkan kalimat tayyibah (Astagfirullahal Azim), termasuk ketika melihat orang lain berbuat kesalahan atau dosa
f. Di dalam mengucapkan kalimat tayyibah (Astagfirullahal Azim) dilakukan secara ikhlas dan terus-menerus. 

     Meniru sikap Rasulullah Saw. yang setiap bangun tidur beristigfar 70 kali. Bahkan di dalam hadis lain 100 kali. Padahal Rasulullah Saw. adalah manusia maksum dan dijamin masuk surga. Namun begitu hebat istigfarnya kepada Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian dan Hukum Jual Beli